'/> Peresean, Tradisi Pukul Rotan Dari Lombok -->

Info Populer 2022

Peresean, Tradisi Pukul Rotan Dari Lombok

Peresean, Tradisi Pukul Rotan Dari Lombok
Peresean, Tradisi Pukul Rotan Dari Lombok
Peresean, Tradisi Pukul Rotan dari Lombok | Peresean yakni pertarungan antara dua lelaki yang bersenjatakan tongkat rotan (penjalin) dan berperisai kulit kerbau yang tebal dan keras (perisai disebut ende). Jika di Sumenep Madura dikenal tradisi Ojung (Ojhung), maka Tradisi Peresean ini dilakukan oleh masyarakat suku Sasak, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia.

Pada kesempatan ini, TradisiKita akan mengenalkan tradisi peresean yang berupa pertarungan tradisional dengan memakai rotan dan temang, yang dilakukan oleh masyarakat suku Sasak, Lombok, Nusa Tenggara Barat, kepada pembaca Portal TradisiKita. 

Peresean, Tradisi Pukul Rotan dari Lombok

Tradisi Peresean suku Sasak | http://dikbud.lombokbaratkab.go.id

1. Tentang Peresean

a. Peralatan Peresean

Kata peresean berasal dari bahasa setempat yang artinya tameng (alat pelindung atau penangkis pukulan) lawan. Alat pemukulnya dinamakan Penyalin yang biasanya terbuat dari rotan. Sedangkan alat penangkisnya disebut Ende yang terbuat dari kulit sapi.

b. Pemain Peresean

Para pemain yang bertanding disebut Pepadu. Sistem pertandingan peresean dipimpin oleh seorang wasit yang disebut Pekembar dan di samping pekembar dikenal dengan tukang laga yang disebut Pengadok.

2. Sejarah Peresean


Sejarah Peresean pada awal mulanya dilakukan dalam rangka melatih ketangkasan masyarakat terutama perjaka suku Sasak dalam mengusir para penjajah. Latar belakang Peresean yakni pelampiasan penuh amarah para raja pada masa lampau kadab menang dalam perang tanding melawan musuh-musuhnya. Selain itu, lampau Peresean juga termasuk media yang dipakai oleh para pepadu (petarung) untuk melatih ketangkasan, ketangguhan, dan keberanian dalam bertanding.

Konon, Peresean juga sebagai upacara memohon hujan bagi suku Sasak di trend kemarau. Hal ini juga sejalan dengan tradisi Ojung di Sumenep Madura yang mengadakan tradisi Ojung di trend kemarau.

Sesuai perkembangan zaman, ketika ini peresean digelar untuk menyambut tamu atau wisatawan yang berkunjung ke Lombo, Nusa Tenggara Timur.

3. Pertunjukan Peresean

Pada pertandingan atau pertujukan tradisi Peresean di Lombok, akseptor Peresean tidak dipersiapkan sebelumnya. Akan tetapi akseptor diambil eksklusif dari para penonton. Artinya penonton saling menantang dan salah satu penonton akan kalah kalau kepala/anggotan tubuh sudah berdarah.

Penonton sanggup mengajukan diri sebagai akseptor peresean, dan juga akseptor sanggup dipilih oleh wasit di antara para penonton. Setelah akseptor sudah mencukupi untuk dilakukan pertandingan, maka pertarungan sanggup dimulai.

Wasit pinggir (pekembar sedi) mencari pasangan pepadu dari para penonton, sedangkan wasit tengah (pekembar teqaq) yang akan memimpin pertandingan.

Aturan Peresean yakni para pepadu dihentikan memukul anggota tubuh kepingan bawah (kaki/paha), tetapi para pepadu diperbolehkan memukul anggota tubuh kepingan atas (kepala, pundak, dan punggung).

Pepadu memegang tongkat rotan di ajun dan perisai di tangan kiri. Kedua pepadu harus saling serang untuk mendapat skor tinggi dari para juri. Pepadu akan mendapat skor tertinggi kalau sanggup memukul kepala lawan.

Pemenang dalam Peresean ditentukan dari skor yang diperoleh dalam 5 ronde atau salah satu pepadu sudah mengibarkan bendera putih alasannya yakni berdarah. Pepadu yang berdarah akan diobati tim medis dengan obat homogen minyak. Minyak tersebut kalau dioleskan tidak menimbulkan rasa perih.

Setelah bertarung, para pepadu bersalaman dan berpelukan, tandanya tidak ada rasa dendam antara kedua pepadu

4. Musik Pengiring Tradisi Peresean


Dalam pertunjukan Peresean, ada musik pengiring untuk menyemangati para pepadu sekaligus sebagai pengiring kedua pepadu menari. Alat musik yang dipakai sebagai pengiring merupakan alat-alat musik tradisional dari Nusa Tenggara Barat yaitu gong, sepasang kendang, rincik atau simbal, suling dan kanjar.

Musik Pengiring Peresean | diditpharm.blogspot.com

5. Perkembangan Tradisi Peresean


Pada ketika ini tradisi peresean sering ditampilkan untuk menyabut tamu-tamu atau wisatawan mancanegara yang bekunjung ke Lombok. Dalam peresean juga dikenal sportifitas tinggi, kalah maupun menang tetap saudara artinya tidak ada dendam hingga di luar arena.

Nilai budaya yang terkadung dalam peresean yakni pantang menyerah, kerja keras, berani bersaing, kejujuran, dan berjiwa kesatria.

Sumber :
http://budaya-indonesia.org/Peresean/
https://id.wikipedia.org/wiki/Peresean
Advertisement

Iklan Sidebar