Tari Campak Dari Bangka Belitung | TradisiKita - Tari Campak ialah tari tempat Bangka Belitung yang menggambarkan keceriaan Bujang dan Dayang di Kepulauan Bangka Belitung pada ketika animo Panen ataupun pulang dari Kebun. Pada artikel kali ini, TradisiKita mengajak Sobat Nusantara untuk mengenal kebudayaan dan tradisi Indonesia, khususnya mengenai tari Campak dari Bangka Belitung.
Tari Campak, salah satu tarian khas tempat Bangka Belitung dimana para penarinya terdiri dari beberapa pasang dewasa laki-laki dan perempuan dengan memakai sehelai sapu tangan yang di pegang oleh para penarinya. Tarian ini menggabarkan perasaan dan keceriaan mereka pada animo padi sehabis mereka kembali dari ‘ume’ (kebun).
Tari Campak dipakai juga sebagai hiburan dalam banyak sekali aktivitas menyerupai penyambutan tamu atau pada pesta ijab kabul di Bangka Belitung.
Menurut para pakar seniman di Bangka Belitung, Tari Campak merupakan tarian yang sudah ada semenjak jaman masa penjajahan Portugis tahun 1512 - 1575. Pada ketika Bangsa Portugis berada di Bangka Belitung, terjadi akulturasi Budaya, sehingga tari campak merupakan tarian akulturasi dari budaya Eropa dengan budaya Bangka. Hal ini sanggup dilihat dari kostum para penari perempuannya, mereka mengenakan baju bergaya Eropa dengan warna yang cerah dan bersepatu hak tinggi. Dari musiknya juga sanggup dilihat dengan adanya alat music akordion yang merupakan alat music yang berasal dari Eropa.
Fungsi Tari Campak pada zaman berlalu dan silam ialah sebagai sarana hiburan sekaligus tari pergaulan yang menggambarkan rasa kegembiraan pada ketika animo panen tiba. Namun seiring perkembangan zaman, pada ketika ini tari campak berfungsi sebagai hiburan pada ketika penyambutan tamu dan pada pesta ijab kabul masyarakat di Bangka Belitung.
Tari campak mempunyai penilaian-penilaian etika dan budaya Pulau Bangka yang masih kental dengan etika melayunya. Nilai-penilaian tersebut dibuktikan dengan adanya balas membalas pantun memberikanrama yang dilakukan oleh para penari laki-laki (penandak) dan penari perempuan (nduk campak) disela sela tarian mereka
Tari Campak ditarikan atau dilakukan oleh penari laki-laki dan perempuan secara berpasangan. Dalam pertunjukannya para penari melaksanakan tarian campak dengan gerakan yang lincah dan verbal penuh kegembiraan mengikuti alunan irama musik pengiring. Di sela-sela tariannya para penari laki-laki dan penari perempuan juga saling berbalas pantun yang menjadi ciri khas budaya Melayu.
Selain berbalas pantun, ada saatnya juga dimana para penari mengajak penonton untuk ikut menari. Dilain waktu terkadang, para penonton juga sanggup ikut serta dalam kemeriahan tarian ini dengan cara memmemberikankan saweran kepada “nduk campak” knorma dan sopan santun mereka sedang menari.
Pertunjukan tari Campak selalu diiringi oleh musik yang dimainkan dari alat-alat musik tradisional Bangka Belitung dan alat musik akordeon yang merupakan alat musik dari Eropa. Alat musik akordeon ini dibawa oleh Bangsa Portugis ke Bangka Belitung.
Adapun alat musik tradisional Bangka Belitung yang dipakai antara lain gendang, gong dan biola.
Para penari dalam tarian Campak mengenakan kostum yang merupakan kerja sama / perpaduan etika Melayu dan Eropa (Portugis). Adat dan budaya Melayu yang terkandung di dalam tarian ini sanggup dilihat dari kostum para penari laki-laki. Mereka mengenakan baju kurung khas melayu yang dililit dengan selendang dipinggang mereka serta mengenakan kopiah.
Sedangkan kostum para penari perempuannya, mereka mengenakan baju bergaya Eropa dengan warna yang cerah dan bersepatu hak tinggi.
Penari perempuan pada tari Campak di Bangka Belitung juga membawa aksesoris berupa kipas.
7. Video Tari Campak Bangka Belitung
Tari Campak masih tetap diterima dan berkembang di masyarakat Bangka Belitung. Hal ini terlihat knorma dan sopan santun tarian campak ini banyak ditampilkan untuk menyambut tamu tempat serta pada ketika pesta ijab kabul masyarakat Bangka Belitung.
1. Mengenal Tari Campak dari Bangka Belitung
Tari Campak, salah satu tarian khas tempat Bangka Belitung dimana para penarinya terdiri dari beberapa pasang dewasa laki-laki dan perempuan dengan memakai sehelai sapu tangan yang di pegang oleh para penarinya. Tarian ini menggabarkan perasaan dan keceriaan mereka pada animo padi sehabis mereka kembali dari ‘ume’ (kebun).
Tari Campak dipakai juga sebagai hiburan dalam banyak sekali aktivitas menyerupai penyambutan tamu atau pada pesta ijab kabul di Bangka Belitung.
2. Sejarah Tari Campak Bangka Belitung
Menurut para pakar seniman di Bangka Belitung, Tari Campak merupakan tarian yang sudah ada semenjak jaman masa penjajahan Portugis tahun 1512 - 1575. Pada ketika Bangsa Portugis berada di Bangka Belitung, terjadi akulturasi Budaya, sehingga tari campak merupakan tarian akulturasi dari budaya Eropa dengan budaya Bangka. Hal ini sanggup dilihat dari kostum para penari perempuannya, mereka mengenakan baju bergaya Eropa dengan warna yang cerah dan bersepatu hak tinggi. Dari musiknya juga sanggup dilihat dengan adanya alat music akordion yang merupakan alat music yang berasal dari Eropa.
3. Fungsi dan Makna Tari Campak
Fungsi Tari Campak pada zaman berlalu dan silam ialah sebagai sarana hiburan sekaligus tari pergaulan yang menggambarkan rasa kegembiraan pada ketika animo panen tiba. Namun seiring perkembangan zaman, pada ketika ini tari campak berfungsi sebagai hiburan pada ketika penyambutan tamu dan pada pesta ijab kabul masyarakat di Bangka Belitung.
Tari campak mempunyai penilaian-penilaian etika dan budaya Pulau Bangka yang masih kental dengan etika melayunya. Nilai-penilaian tersebut dibuktikan dengan adanya balas membalas pantun memberikanrama yang dilakukan oleh para penari laki-laki (penandak) dan penari perempuan (nduk campak) disela sela tarian mereka
4. Pertunjukan Tari Campak dari Bangka Belitung
Tari Campak ditarikan atau dilakukan oleh penari laki-laki dan perempuan secara berpasangan. Dalam pertunjukannya para penari melaksanakan tarian campak dengan gerakan yang lincah dan verbal penuh kegembiraan mengikuti alunan irama musik pengiring. Di sela-sela tariannya para penari laki-laki dan penari perempuan juga saling berbalas pantun yang menjadi ciri khas budaya Melayu.
Selain berbalas pantun, ada saatnya juga dimana para penari mengajak penonton untuk ikut menari. Dilain waktu terkadang, para penonton juga sanggup ikut serta dalam kemeriahan tarian ini dengan cara memmemberikankan saweran kepada “nduk campak” knorma dan sopan santun mereka sedang menari.
5. Musik Pengiring Tari Campak
Pertunjukan tari Campak selalu diiringi oleh musik yang dimainkan dari alat-alat musik tradisional Bangka Belitung dan alat musik akordeon yang merupakan alat musik dari Eropa. Alat musik akordeon ini dibawa oleh Bangsa Portugis ke Bangka Belitung.
Adapun alat musik tradisional Bangka Belitung yang dipakai antara lain gendang, gong dan biola.
6. Kostum Penari
Tari Campak dari Bangka Belitung | gambar : antaranews.com |
Para penari dalam tarian Campak mengenakan kostum yang merupakan kerja sama / perpaduan etika Melayu dan Eropa (Portugis). Adat dan budaya Melayu yang terkandung di dalam tarian ini sanggup dilihat dari kostum para penari laki-laki. Mereka mengenakan baju kurung khas melayu yang dililit dengan selendang dipinggang mereka serta mengenakan kopiah.
Sedangkan kostum para penari perempuannya, mereka mengenakan baju bergaya Eropa dengan warna yang cerah dan bersepatu hak tinggi.
Penari perempuan pada tari Campak di Bangka Belitung juga membawa aksesoris berupa kipas.
7. Video Tari Campak Bangka Belitung
Tari Campak masih tetap diterima dan berkembang di masyarakat Bangka Belitung. Hal ini terlihat knorma dan sopan santun tarian campak ini banyak ditampilkan untuk menyambut tamu tempat serta pada ketika pesta ijab kabul masyarakat Bangka Belitung.
Berikut sebuah video tari Campak :
Demikian Sobat Tradisi, isu seputar Tari Campak dari Bangka Belitung. Semoga memberi manfaat.
Referensi :
http://visitbangkabelitung.com
Advertisement