Mengenal Kain Tenun Tradisional Khas Lombok | TradisiKita - Indonesia mempunyai banyak kain tradisional berupa kain tenun yang merupakan warisan nenek moyang kita. Demikian juga Provinsi Nusa Tenggara Barat khususnya Pulau Lombok.
Suku Sasak yang ada di Pulau Lombok mempunyai keterampilan dalam menciptakan kain tenun yang khas. Kaum perempuan di Lombok mempunyai keterampilan menenun alasannya yaitu hal ini merupakan persyaratan kadab akan berkeluarga. Setidaknya mereka harus sanggup menciptakan 3 kain untuk dirinya sendiri, untuk suami dan satu lagi untuk mertua perempuan.
Saat masa Hindu, motif tumpal/pucuk rebung yang punya bentuk segitiga ibarat dengan gugusan gunung. Motif ini melambangkan Dewi Sri.
Saat Islam masuk, motif kain pun ludang keringh secara umum dikuasai tumbuh-tumbuhan, ibarat suluran, pucuk rebung, pohon hayat, bunga-bunga dan bunga bersusut delapan ibarat bintang. Sedang motif geometris hanya ada pada kain pelekat. Motif fauna yang ada pada masa Hindu tergantikan dengan motif kaligrafi Huruf Arab kecuali motif burung.
Keludang keringhan yang dimiliki oleh kain Lombok ini yaitu mempunyai tekstur tebal, tidak simpel kusut dan tak simpel luntur.
Kain tenun yang dihasilkan di Desa Sukarara merupakan kerajinan Home Industry yang dikerjakan oleh kaum perempuan dengan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin. Motif-motif songket yang ditawarkan sangat beragam, antara lain motif ayam, motif kembang delapan, motif kembang empat, motif begambar tokek yang merupakan simbol keberuntungan, motif pakerot yang berbentuk horizontal, motif trudak yang berwarna violet, dan masih banyak lagi. Masing-masing motif mempunyai artinya sendiri-sendiri.
Selain kain songket, Desa Sukarara juga memproduksi tenun ikat. Bahan tenun ikat sangat sederhana yakni terbuat dari materi katun. Waktu produksi tidak membutuhkan waktu yang lama, cukup satu hari penenun sanggup menuntaskan tenun ikat sepanjang 3 meter.
Bahan kain tenun Sukarara sebagian besar dari benang kapas. Salah satu toko terbesar di desa pusat tenun ini, mempunyai ruang khusus untuk memintal benang, juga pewarnaannya. Pewarnanya sendiri umumnya terbagi dua, pewarna alami dan pabrikan (kimia). Cara membedakan jawaban dari dua jenis pewarnaan ini, hasil pewarnaan alami biasanya lembut, soft dan tidak mencolok.
Rute Menuju Desa Sade ini cukup gampang, letaknya satu jalur dengan Tanjung An dan Pantai Kuta. Masuk ke Desa ini anda akan melihat disetiap teras rumah warga, wanita-wanita 'tua' akan menyambut anda dengan senyuman khas mereka sembari menenun kain dengan tangan yang lihai, hasil tenunan tersebut tentu tak kalah saing dengan tenunan mesin modern. Selain itu Desa Sade ini juga mempunyai lingkungan yang Asri, bangunan-bangunan nya terkesan sangat 'tradisional', dan tak hanya itu, Di Desa Sade ini anda juga melihat eksklusif Masjid Kuno peninggalan sejarah yang masih berdiri kokoh hingga dikala ini, dan selain sebagai kawasan diberibadah warga Desa Sade, Masjid ini juga dijadikan sebagai kawasan menggelar Adat Maulid Nabi SAW.
Desa Sade memproduksi kain tenun dengan benang dan teknik pewarnaan masih ibarat dengan yang dilakukan di Sukarara, namun motif yang dihasilkan tidak sekompleks motif di Sukarara.
Motif-motif tenun yang dihasilkan di Desa Sade ludang keringh banyak menyesuaikan untuk produksi selendang atau syalnya. Hal ini dilakukan alasannya yaitu ramainya para pengunjung dari banyak sekali macam kalangan mulai dari pudang keringsnis hingga para pendaki gunung. Para pengunjung ini justru memesan motif tertentu pada syal untuk dijadikan oleh-oleh.
Suku Sasak yang ada di Pulau Lombok mempunyai keterampilan dalam menciptakan kain tenun yang khas. Kaum perempuan di Lombok mempunyai keterampilan menenun alasannya yaitu hal ini merupakan persyaratan kadab akan berkeluarga. Setidaknya mereka harus sanggup menciptakan 3 kain untuk dirinya sendiri, untuk suami dan satu lagi untuk mertua perempuan.
Jenis Kain Tradisional Khas Suku Sasak - Lombok
Setidaknya ada 4 teknik dalam menciptakan kain tenun tradisional yang dikenal oleh Masyarakat suku Sasak di Lombok, yaitu :- Kain tenun pelekat. Adalah kain sarung tenun dan mempunyai motif loreng /bertapak catur. Cara membuatnya dengan mencelup benang lungsin yang disusun secara sejajar dan benang pakan yang disematkan melintang ke benang lungsin, ke dalam warna sehingga menciptakan corak rias yang memdiberikan warna beraneka warna dengan bentuk kotak-kotak besar dan kecil. Dan di Suku Sasak dikenal dengan beberut.
- Kain tenun songket yaitu kain yang punya hiasan timbul yang terbuat dari benang katun, benang emas atau benang perak.
- Kain tenun sulam yaitu teknik menjahitkan benang berwarna di permukaan kain menurut rujukan dan corak tertentu.
- Kain tenun ikat. Dalam pembentukan motif dilakukan dengan cara mengikat bab tertentu pada benang sehingga bab tersebut tak tidak sengaja warna dikala benang dicelup dalam zat warna. Diikat sedemikian rupa sehingga akan membentuk bentukan dan keharmonisan warna sesuai motif yang ditentukan sebelumnya
Baca juga : 11 Kain Adat Tradisional Indonesia
Motif Kain Tradisional Khas Suku Sasak - Lombok
Motif pada tenun Lombok beragam. Ragamnya dipengaruhi oleh budaya yang telah mempengaruhi Suku Sasak.Saat masa Hindu, motif tumpal/pucuk rebung yang punya bentuk segitiga ibarat dengan gugusan gunung. Motif ini melambangkan Dewi Sri.
Saat Islam masuk, motif kain pun ludang keringh secara umum dikuasai tumbuh-tumbuhan, ibarat suluran, pucuk rebung, pohon hayat, bunga-bunga dan bunga bersusut delapan ibarat bintang. Sedang motif geometris hanya ada pada kain pelekat. Motif fauna yang ada pada masa Hindu tergantikan dengan motif kaligrafi Huruf Arab kecuali motif burung.
Keludang keringhan yang dimiliki oleh kain Lombok ini yaitu mempunyai tekstur tebal, tidak simpel kusut dan tak simpel luntur.
Sentra Produksi Kain Tradisional Khas Suku Sasak - Lombok
Setidaknya ada 3 kawasan yang menjadi pusat pembuatan kain tradisional Suku Sasak di Lombok, yaitu pusat tenun desa Sukarara di Lombok Barat, pusat tenun sekaligus desa adat Sade di Lombok Tengah serta pusat tenun desa Pringgasela di Lombok Timur.a. Sentra Kain Tenun Desa Sukarara - Lombok Tengah
Lokasi Desa Sukarara berada di luar jalur jalan negara, Kecamatan Jonggot, Lombok Tengah. Perjalanan menuju desa ini sanggup ditempuh menggunakan angkutan umum dari Bertais ke Praya dan turun kadab menjelang hingga di Puyung. Kemudian sanggup dilanjutkan dengan menggunakan jasa ojek menuju Sukarara. Desa ini berjeda sekitar 25 km dari kota Mataram. Disarankan, bila berkunjung ke desa ini sebaiknya menggunakan kendaraan pribadi atau sewaan, mengingat angkutan umum yang jarang untuk ditemui.Kain tenun yang dihasilkan di Desa Sukarara merupakan kerajinan Home Industry yang dikerjakan oleh kaum perempuan dengan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin. Motif-motif songket yang ditawarkan sangat beragam, antara lain motif ayam, motif kembang delapan, motif kembang empat, motif begambar tokek yang merupakan simbol keberuntungan, motif pakerot yang berbentuk horizontal, motif trudak yang berwarna violet, dan masih banyak lagi. Masing-masing motif mempunyai artinya sendiri-sendiri.
Selain kain songket, Desa Sukarara juga memproduksi tenun ikat. Bahan tenun ikat sangat sederhana yakni terbuat dari materi katun. Waktu produksi tidak membutuhkan waktu yang lama, cukup satu hari penenun sanggup menuntaskan tenun ikat sepanjang 3 meter.
Bahan kain tenun Sukarara sebagian besar dari benang kapas. Salah satu toko terbesar di desa pusat tenun ini, mempunyai ruang khusus untuk memintal benang, juga pewarnaannya. Pewarnanya sendiri umumnya terbagi dua, pewarna alami dan pabrikan (kimia). Cara membedakan jawaban dari dua jenis pewarnaan ini, hasil pewarnaan alami biasanya lembut, soft dan tidak mencolok.
Kain Tenun Desa Sukarara | Gambar : http://hellolombokku.com |
b. Sentra Kain Tenun Sade - Lombok
Rute Menuju Desa Sade ini cukup gampang, letaknya satu jalur dengan Tanjung An dan Pantai Kuta. Masuk ke Desa ini anda akan melihat disetiap teras rumah warga, wanita-wanita 'tua' akan menyambut anda dengan senyuman khas mereka sembari menenun kain dengan tangan yang lihai, hasil tenunan tersebut tentu tak kalah saing dengan tenunan mesin modern. Selain itu Desa Sade ini juga mempunyai lingkungan yang Asri, bangunan-bangunan nya terkesan sangat 'tradisional', dan tak hanya itu, Di Desa Sade ini anda juga melihat eksklusif Masjid Kuno peninggalan sejarah yang masih berdiri kokoh hingga dikala ini, dan selain sebagai kawasan diberibadah warga Desa Sade, Masjid ini juga dijadikan sebagai kawasan menggelar Adat Maulid Nabi SAW.
Desa Sade memproduksi kain tenun dengan benang dan teknik pewarnaan masih ibarat dengan yang dilakukan di Sukarara, namun motif yang dihasilkan tidak sekompleks motif di Sukarara.
Motif-motif tenun yang dihasilkan di Desa Sade ludang keringh banyak menyesuaikan untuk produksi selendang atau syalnya. Hal ini dilakukan alasannya yaitu ramainya para pengunjung dari banyak sekali macam kalangan mulai dari pudang keringsnis hingga para pendaki gunung. Para pengunjung ini justru memesan motif tertentu pada syal untuk dijadikan oleh-oleh.
Seorang pemintal benang di desa Sade | gambar : https://akibatguna2istrimuda.wordpress.com |
Motif Tenun hasil Sentra Tenun Desa Sade | gambar : https://akibatguna2istrimuda.wordpress.com |
d. Sentra Kain Tenun Desa Pringgasela
Desa Pringgasela terletak di Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur. Desa Pringgasela berlokasi sekitar 54 Kilometer dari Kota Mataram, atau sekitar 1 jam perjalanan. Anda sanggup mengunjunginya dengan menggunakan kendaraan pribadi. Dari Kota Mataram, Anda sanggup menempuh rute Mataram-Cakranegara-Narmada-Sedau-Mantang-Kopang-Terara-Sikur-Masbagik-Pringgasela. Sedangkan dengan menggunakan angkutan umum, Anda sanggup menaiki angkutan dengan jurusan Mataram-Bertais (Rp. 3.000,- per orang). Kemudian dilanjutkan dengan jurusan Bertais-Masbagik (Rp. 10.000,- per orang).
Hasil kerajinan dari Desa Pringgasela yaitu kain songket dan tenun ikat. Adapun kain tenun yang paling diminati para pengunjung yaitu tenun motif khas Suku Sasak. Seperti Primitif, Sarinadi, Songket Sunda dan Songket Lambe.
Kain tenun Khas Lombok ini dijual mulai dari harga Rp. 150.000,- hingga 3 juta rupiah tergantung jenis kain, ukuran dan motif kain yang akan mempengaruhi tingkat kesusahan dan usang pengerjaan kain tenun tersebut.
Demikian Sobat Tradisi, artikel mengenai kain tenun tradisional khas Lombok. Semoga berkhasiat.
Hasil kerajinan dari Desa Pringgasela yaitu kain songket dan tenun ikat. Adapun kain tenun yang paling diminati para pengunjung yaitu tenun motif khas Suku Sasak. Seperti Primitif, Sarinadi, Songket Sunda dan Songket Lambe.
Seorang penenun di desa Pringgasela | gambar : http://id.lombokindonesia.org |
Harga Kain Tenun Khas Lombok
Untuk mendapat banyak sekali kain tenun khas suku Sasak Lombok, Sobat sanggup eksklusif membeli di sentra-sentra tenun dari Desa penghasil kain tenun sasak. Namun kalau kebetulan belum mempunyai waktu untuk mengunjungi desa penghasil kain tenun sasak, Sobat sanggup juga mengunjungi Cilinaya Shopping Centre yang berada di Pusat Kota MataramKain tenun Khas Lombok ini dijual mulai dari harga Rp. 150.000,- hingga 3 juta rupiah tergantung jenis kain, ukuran dan motif kain yang akan mempengaruhi tingkat kesusahan dan usang pengerjaan kain tenun tersebut.
Demikian Sobat Tradisi, artikel mengenai kain tenun tradisional khas Lombok. Semoga berkhasiat.
Referensi :
- http://www.kompasiana.com/hastira/kenali-3-jenis-kain-tradisional-suku-sasak-lombok_5772d359af7e61870d98500b
- http://lombokwandertour.com/content2/170/
- http://hellolombokku.com/tenun-khas-sasak-lombok-3-motif-yang-harus-anda-miliki/
- http://id.lombokindonesia.org/tenun-desa-pringgasela-lombok/
Advertisement