'/> Tedhak Siten : Ritual Adab Turun Tanah Bagi Bayi -->

Info Populer 2022

Tedhak Siten : Ritual Adab Turun Tanah Bagi Bayi

Tedhak Siten : Ritual Adab Turun Tanah Bagi Bayi
Tedhak Siten : Ritual Adab Turun Tanah Bagi Bayi
Tedhak Siten merupakan salah satu budbahasa dan tradisi masyarakat Jawa  (Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta). Tradisi Tedhak Siten (Tedak Siten) juga dikenal sebagai ritual turun tanah pertama kali bagi bayi.  Istilah dari Tedhak Siten sendiri berasal dari dua kata yaitu Tedhak yang berarti kaki atau langkah dan Siten yang berasal dari kata Siti yang artinya tanah. Jadi, tedhak siten merupakan sebuah program budbahasa dimana seorang anak yang berumur tujuh lapan (7 x 35 hari atau 245 hari) akan dituntun oleh ibunya untuk berjalan menapak diatas tanah.

Pada kesempatan ini TradisiKita akan mengupas tradisi Tedak Siten / Tedhak Siten yang dilakukan oleh lebih banyak didominasi masyarakat Jawa.

1. Tujuan Tradisi Tedhak Siten


Salah satu tujuan tedhak siten yaitu sebagai bentuk rasa syukur alasannya yaitu sang anak akan mulai mencar ilmu berjalan. Selain itu, upacara ini merupakan salah satu upaya memperkenalkan anak kepada alam sekitar dan juga ibu pertiwi. Hal ini juga merupakan perwujudan  dari salah satu pepatah Jawa yang berbunyi “Ibu Pertiwi Bopo Angkoso” (Bumi yaitu ibu dan langit yaitu Bapak).



2. Tahapan Tradisi Tedhak Siten

Dalam pengaplikasian ritual atau tradisi Tedhak Siten biasanya dimunculi oleh keluarga inti (ayah, ibu, kakek dan nenek) serta kerabat keluarga lainnya.

Pada pada dasarnya prosesi tedhak siten ini terdiri dari 7 tahapan, yaitu :

 Tahap 1


Pada tahap ini, sang anak akan dituntun oleh sang Ibu untuk berjalan diatas 7 jadah (makanan yang terbuat dari beras ketan yang dicampur dengan garam dan kelapa yang kemudian dikukus, dihaluskan dan dicetak) dengan 7 warna berbeda yaitu putih, merah, hijau, kuning, biru, coklat, dan ungu.

Warna-warna dari jadah tersebut merupakan simbol dari warna-warna kehidupan. Pengaturan jadah tersebut dimulai dari yang berwarna gelap sampai berwarna terperinci (putih) sebagai simbol bahwa akan ada jalan keluar yang terperinci dari setiap duduk masalah yang menghadang.

Sementara jumlah 7 mengacu pada bahasa Jawa Pitu yang berarti pitu atau pertolongan, dimana dalam perjalanan sang anak dalam setiap tahap kehidupannya kelak, semoga selalu menerima pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Tahap 2


Sang anak akan dituntun untuk menaiki tangga yang terbuat dari tebu. Pemilihan tebu yang dianggap sebagai abreviasi dari antudang keringng kalbu atau mantapnya hati merupakan bentuk asa semoga sang anak mempunyai ketetapan hati dalam menjalani setiap tahap kehidupannya kelak, dimana setiap anak tangga yang dilewati merupakan simbol dari tahapan kehidupan.

Tahap 3


Anak dituntun untuk berjalan diatas tanah atau tumpukan pasir dimana sang anak akan mengais (ceker-ceker) tanah dengan kedua kakinya. Hal ini merupakan simbol dari asa semoga sang anak ketika telah cerdik balig cukup akal nanti bisa mengais rejeki untuk memenuhi kebutuhannya.

Tahap 4


Anak dimasukkan dalam kurungan ayam, dimana di dalam kurungan tersebut telah disediakan aneka macam benda menyerupai buku, uang, mainan, kuliner dan aneka macam benda lainnya. Benda yang dipilih oleh sang anak merupakan citra dari potensi anak yang diperlukan akan membantu orang renta untuk sanggup mengasah potensi tersebut dengan baik.

Sang anak yang berusia sekitar 8 bulan dipercaya masih mempunyai naluri atau insting yang belum tertutupi oleh hal-hal lain, dan pada ketika yang sama mereka sudah bisa merespon dunia luar dengan baik. Hal inilah yang menciptakan sang anak akan menentukan benda yang sesuai dengan insting mereka, yang dipercaya sebagai potensi yang ada dalam diri mereka.

Tahap 5


Pemdiberian uang logam yang telah dicampurkan dengan aneka macam jenis bunga dan beras kuning oleh sang ayah dan kakek sebagai simbol asa semoga sang anak nantinya mempunyai rejeki berlimpah namun tetap bersifat dermawan

Tahap 6


Sang anak dimandikan dengan air yang dicampur dengan kembang setaman sebagai simbol asa semoga sang anak akan membawa nama harum bagi keluarga

Tahap 7


Anak dipakaikan baju yang elok dan membersihkan dengan asa semoga anak akan menjalani hidup yang baik nantinya.

Seluruh tahapan upacara beserta tiruana aspek yang ada didalamnya mempunyai arti filosofis yang menyebabkan upacara menarik untuk dilihat dan pastinya menjadi salah satu bukti kekayaan budaya Jawa.

Demikian Sobat Tradisi, gosip mengenai Tedhak Siten sebagi ritual budbahasa turun tanah bagi bayi pada masyarakat Jawa. Semoga berkhasiat.

Referensi :
1.  /search?q=raihans-tedak-siten-adat-jawa
2. https://www.nyonyamelly.com/blogs/news/tedhak-siten-tradisi-jawa-yang-penuh-warna
Advertisement

Iklan Sidebar