'/> Tari Piso Surit, Penantian Panjang Sang Burung Pincala -->

Info Populer 2022

Tari Piso Surit, Penantian Panjang Sang Burung Pincala

Tari Piso Surit, Penantian Panjang Sang Burung Pincala
Tari Piso Surit, Penantian Panjang Sang Burung Pincala
Tari Piso Surit adalah sebuah tari tradisional Sumatera Utara. Tarian ini menggambarkan seorang laki-laki yang sedang menantikan kekasihnya. Penantian tersebut sangat usang dan menyedihkan sehingga digambarkan ibarat burung pincala yang sedang memanggil manggil.

Pada artikel kali ini, TradisiKita akan menggali info mengenai tari tradisional Sumatera Utara yang dikenal dengan tarian Piso Surit.

1. Asal Kata Piso Surit


Piso dalam bahasa Karo bergotong-royong berarti pisau, akan tetapi piso disini bukan merupakan nama homogen pisau khas budaya batak karo. Sebenarnya Piso Surit yaitu kicau burung yang suka bernyanyi. Kicau burung ini kalau didengar secara saksama tampaknya sedang memanggil-manggil dan kedengaran sangat menyedihkan. Burung Piso Surit biasanya berkicau di sore hari. Jenis burung tersebut dalam bahasa karo disebut "pincala" bunyinya nyaring dan berulang-ulang dengan suara ibarat "piso serit". Kicau burung inilah yang di personifikasi oleh Komponis Nasional dari Taneh Karo Djaga Depari dari Desa Seberaya, Kabupaten Karo.

2. Pencipta Tari Piso Surit

Seperti yang telah disinggung diatas, bahwa tari Piso Surit ini diciptakan oleh Djaga Depari. Piso Surit yaitu lagu dan syair karya Djaga Depari dalam bahasa Karo, dengan lagu yang bernuansa tradisional Karo dan dikemudian hari dibuatkan tariannya yang dikenal dengan tarian Piso Surit.

Berkat kepiawaian Djaga Sembiring Depari membuat lagu-lagu berbasis lagu Karo, Moralitas Masyarakat Karo,Perkembangan zaman, adat-istiadat Karo, romantisme hingga kehidupan usaha masyarakat Karo semasa merebut kemerdekan dari tangan penjajah pada masa lalu, sehingga sang maestro dianugrahkan gelar sebagai komponis nasional Indonesia, dan sekarang untuk ludang keringh mengenang jasa-jasa dia, maka dibangun sebuah monumen Djaga Depari, di Persimpangan antara Jl Patimura, Jl. Sultan Iskandar Muda dan Jl. Letjen Djamin Ginting Medan.

3. Fungsi dan Makna Tari Piso Surit


Tari Piso Surit ini merupakan jenis tarian selamat tiba atau tari penyambutan. Sehingga tarian ini ludang keringh difungsikan sebagai tarian untuk menyambut tamu agung atau tamu kehormatan yang tiba ke tanah Karo.

Sedangkan arti tarian ini sudah dijelaskan diatas, yaitu apabila  dilihat dari gerakannya, Tari Piso Surit ini menggambarkan seseorang yang menantikan kedatangan kekasihnya. Penantian tersebut digambarkan bagaikan sebuntut burung piso surit yang berbunyi seakan memanggil-manggil.

4. Pertunjukan Tari Piso Surit

Tari Piso Surit ini biasanya ditampilkan secara berkelompok antara penari laki-laki dan penari wanita. Namun ada juga yang hanya menampilkan penari perempuan saja. Untuk jumlah penari biasanya terdiri dari lima pasang penari atau ludang keringh, tergantung kelompok masing-masing serta program yang akan dibawakan. Dalam pertunjukannya, penari memakai busana adab dan menari dengan diiringi oleh alunan musik tradisioal Sumatera Utara.

Gerakan dalam Tari Piso Surit ini cenderung lemah gemulai dan banyak bagian-bagian yang ibarat dilakukan berulang-ulang, walaupun bergotong-royong berbeda. Gerakan tersebut diantaranya yaitu gerakan kaki menjinjit, gerakan berputar, melentikan jari, gerakan naik turun, dan gerakan lainnya. Apabila diperhatikan baik-baik setiap gerakan dalam tarian tersebut tentunya mempunyai arti khusus di dalamnya.

5. Pengiring Tarian Piso Surit


Tari Piso Surit yang merupakan kekayaan budaya masyarakat Karo Sumatera Utara ditarikan dengan diiringi oleh alunan musik tradisional Karo dan syair lagu Piso Surit.

Lagu ini seharusnya dinyanyikan oleh seorang pria. Dari rangkaian lirik lagunya, ludang keringh sanggup kesan sang penyanyi yaitu seorang pria. Lirik lagu ini juga memdiberikan kesan bagaimana cara Orang Karo jaman dulu berpacaran.

Lirik komplit lagu Piso Surit 


Piso Surit Piso Surit

terdilo-dilo terpingko-pingko
lalap la jumpa ras atena ngena

Piso Surit Piso Surit
terdilo-dilo terpingko-pingko
lalap la jumpa ras atena ngena

i ja kel kena tengahna gundari
siangna menda turang atena wari
entabeh naring mata kena tertunduh
kami nimaisa turang tangis teriluh

nggo nggo me dagena mulih me gelah kena
bage me nindu rupa ari agi kakana

tengah kesain keri lengetna
remang mekapal turang seh kel bergehna
tekuak manuk ibabo geligar
enggo me selpat turang kite-kite ku lepar

Piso Surit Piso Surit
terdilo-dilo terpingko-pingko
lalap la jumpa ras atena ngena

nggo nggo me dagena mulih me gelah kena
bage me nindu rupa ari agi kakana
nggo nggo me dagena mulih me gelah kena

bage me nindu rupa ari agi kakana

6. Kostum Penari Piso Surit

 Tarian ini menggambarkan seorang laki-laki yang sedang menantikan kekasihnya Tari Piso Surit, Penantian Panjang Sang Burung Pincala

Untuk kostum yang dipakai para penari dalam pertunjukan Tari Piso Surit ini biasanya yaitu busana adab Karo, komplit dengan “uis” atau kain khas Karo. Untuk penari laki-laki biasanya memakai baju kemeja panjang dan celana panjang. Serta uis atau kain khas Karo yang dipakai sebagai gonje(sarung), mahkota, selendang (uis nipes) dan benting (ikat pinggang). Sedangkan penari perempuan biasanya mengenakan kebaya serta banyak sekali macam uis yang dikenakan sebagai abit (kain panjang bawah), tudung (penutup kepala) dan selendang.

7. Video Tari Piso Surit




Demikian Sobat Tradisi, info atau sinopsis mengenai tari piso surit yang merupakan tarian masyarakat Karo Sumatera Utara. Semoga berkhasiat.

Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Piso_Surit

Advertisement

Iklan Sidebar