'/> Malin Kundang, Legenda Si Anak Durhaka -->

Info Populer 2022

Malin Kundang, Legenda Si Anak Durhaka

Malin Kundang, Legenda Si Anak Durhaka
Malin Kundang, Legenda Si Anak Durhaka
Malin Kundang, Legenda Si Anak Durhaka | TradisiKita - Malin Kundang yaitu Kaba (Genre Sastra Tradisional Minangkabau). Legenda Si Malin Kundang ini menceritakan perihal kisah seorang anak durhaka yang karenanya dikutuk menjadi batu.  Adapun Sebentuk kerikil yang diyakini sebagai sisa kapal malin kundang, sanggup ditemukan di pantai Air Manis, Padang.

Cerita rakyat yang seolah-olah dengan Legenda Malin Kundang ini sanggup ditemukan di negara-negara lain di Asia Tenggara. Seperti di Malaysia, kisah serupa berkisah perihal Si Tenggang  yang berasas dari kisah ludang keringh awal lagi pada 1900 dalam buku Malay Magic yang ditulis oleh Walter William Skeat sebagai satu kisah rakyat berjudul Charitra Megat Sajobang. Cerita Si Tenggang pernah diterbitkan oleh Balai Pustaka, Jakarta pada 1975 sebagai judul Nakoda Tenggang: sebuah legenda dari Malaysia.

Dan dibawah ini kisah legenda Malin Kundang, Si Anak Durhaka yang tersebar di Masyarakat Indonesia :

Malin Kundang, Legenda Si Anak Durhaka


 Legenda Si Malin Kundang ini menceritakan perihal kisah seorang anak durhaka yang akhirny Malin Kundang, Legenda Si Anak Durhaka
Pada zaman lampau kala, hiduplah sebuah keluarga miskin di kawasan pesisir pantai. Si ayah bekerja ikut kapal-kapal para pedagang untuk mencukupi kehidupan mereka. Keluarga itu mempunyai seorang anak lelaki yang masih kecil, berjulukan Malin Kundang. Malin Kundang termasuk anak yang rajin, beliau membantu setiap pekerjaan ibunya untuk meringankan beban orang tua. Sehingga ibunya sangat sayang pada Malin Kundang.

Hingga pada suatu waktu, sang ayah pergi berlayar. Namun sehabis hari itu, sudah tak terdengar lagi kabar diberitanya. Sudah bertahun-tahun berlalu, ibu malin kundang sekarang bekerja keras seorang diri untuk menghidupi dirinya dan membesarkan si Malin. Melihat hal itu, malin kundang yang masih belia merasa sangat kasihan. Dia bertekad untuk bekerja, merantau dan kelak pulang membawa harta yang banyak untuk ibunya. Hingga pada suatu hari, ada sebuah kapal yang cukup glamor berlabuh. Seperti biasa, malin segera berlari ke kapal bersama para pekerja angkut, alasannya yaitu si malin memang bekerja sebagai kuli panggul bagi para pedagang yang tiba untuk membantu ibunya.

Melihat malin yang begitu rajin, sang nahkoda kapal menjadi sangat tertarik. Dia berniat mengajak malin berlayar dan bekerja di kapalnya. Malin pun merasa sangat senang, alasannya yaitu mimpinya untuk berlayar dan merantau ke negeri seberang akan sanggup terwujud. Dia pribadi berlari pulang untuk meminta izin pada emaknya.

Dengan berat hati, ibunya melepas anak semata wayangnya itu. Ingin rasanya menahan malin kundang untuk pergi, namun alasannya yaitu melihat tekad malin yang begitu kuat, sang ibu tak kuasa melarangnya. ''Hati-hatilah di tanah rantau ya nak. Bersikaplah baik pada tiruana orang, selalu rendah hati, dan jangan lupa pada Tuhan yang maha kuasa''. Pesan ibu malin. ''Iya mak.. malin akan selalu ingat masukan emak. Kelak malin akan pulang membawa harta yang banyak. Malin akan menjadi orang kaya, sehingga emak tak usah lagi bekerja. Malin pamit mak''. Kata malin berpamitan di iringi air mata ibunya.

Setelah hari itu, setiap hari ibu malin selalu bangun di pantai memandang cakrawala, berharap malin segera pulang. Setiap ada kapal yang singgah, ibu malin selalu berlari menghampiri, berharap anaknya ada di kapal itu. Namun selalu saja kekecewaan yang beliau dapat, anaknya tidak ada di kapal itu.

Bertahun-tahun sudah berlalu, ibu malin masih menunggu kepulangan anaknya dengan setia. Dia selalu bangun di tepi pantai, memandang cakrawala di pagi dan sore hari, berharap anaknya segera pulang. Hingga pada suatu hari, para penduduk tampak ramai berlari-lari ke pelabuhan. Ibu malin kundang yang ketika itu sudah bau tanah renta dan sakit-sakitan bertanya pada salah seorang penduduk. Ternyata, di pelabuhan tengah berlabuh sebuah kapal yang sangat glamor dan besar. Pemiliknya yaitu seorang cowok yang tampan dan kaya raya, mereka membawa barang dagangan yang sangat banyak. Mendengar hal itu, ibu malin pribadi ikut berlari menuju pelabuhan. Langkahnya terlihat lemah dan tertatih-tatih alasannya yaitu tubuhnya yang renta dan sakit-sakitan.

Setalah hingga di pelabuhan, terlihat banyak sekali orang-orang berkumpul. Di atas kapal terlihat sepasang muda-mudi dengan pakaian glamor sedang membagi-bagikan uang pada mereka. Betapa gembiranya hati ibu malin, alasannya yaitu begitu beliau melihat, beliau sangat yakin bahwa cowok gagah itu yaitu anaknya. Dia sanggup pribadi mengenalinya berkat tanda lahir yang dimiliki malin.

Segera ibu malin naik ke atas kapal dan memeluk si malin. Namun perlakuan malin sungguh di luar dugaan, beliau melemparkan perempuan bau tanah itu hingga terjengkang. ''Siapa kau? Berani-berani mengotori baju ku yang mahal ini?''. Bentak malin. ''Malin.. ini saya nak, ibu mu. Kini kamu benar-benar sudah jadi orang kaya nak. Kini ibu sangat senang kamu sudah pulang''. Kata ibu malin. Malin terkejut mendengarnya, tak disangka perempuan dengan pakaian lusuh itu yaitu ibunya yang sudah usang beliau tinggalkan.

''Benarkah pengemis ini ibu mu bang? Kata mu kamu yatim piatu, ternyata beliau masih hidup sebagai pengemis..''. Kata isteri malin kundang dengan nada ketus. Karena aib dengan isterinya, malin kundang karenanya membantah. Dan berkata bahwa itu yaitu pengemis yang hanya mengaku-ngaku sebagai ibunya untuk menerima uang ludang keringh. Lalu malin kundang meminta awak kapal untuk mengusirnya dengan kasar, dan segera mengangkat sauh dan berlayar meninggalkan tempat itu.

Menerima perlakuan yang sudah keterlaluan dari anaknya, ibu malin kundang merasa sangat kecewa. Rasa sakit di hatinya sungguh tiada terkira. Akirnya, beliau berdo'a pada yang maha kuasa. .''Ya Tuhan.. engkau yaitu dzat yang maha adil, dan mendengar setiap do'a hamba mu. Jika benar beliau bukan Malin anak ku, maka diberilah beliau keselamatan dan kebahagiaan. Tapi jikalau beliau benar-benar Malin kundang anak ku yang telah usang pergi, maka saya kutuk beliau menjadi batu''.

Sekadab, langit yang tadinya cerah menjadi gelap. Angin berhembus kencang, dan datanglah hujan topan yang menerjang kapal itu. Petir bersautan, ombak mengamuk. Melihat hal itu, malin menjadi sangat meratapi tiruana perbuatanya. Namun minta ma'af sekarang sudah terlambat. Tiba-tiba kapal glamor itu dihantam petir yang sangat besar hingga pecah berkeping dan karam. Dan konon, malin kundang menjelma sebuah kerikil alasannya yaitu berani durhaka pada ibunya.

Video Legenda Malin Kundang


Selain berbentuk kisah berupa goresan pena Legenda Malin Kundang diatas, dibawah ini kami sajikan pula sebuah film kartun yang menceritakan perihal Malin Kundang, Legenda Si Anak Durhaka.


Demikian Sobat Tradisi, Kisah Malin Kundang, Legenda Si Anak Durhaka yang karenanya menuai musibah dan menjelma batu. Karya sastra tradisional Minangkabau ini sanggup menjadi hikmah bagi kita tiruana untuk memuliakan orang bau tanah kita. Demikian, supaya berkhasiat. Temukan terus banyak sekali Legenda menarik lainnya tetap di tradisikita.my.id

Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Malin_Kundang
http://dongengterbaru.blogspot.co.id/
Advertisement

Iklan Sidebar