'/> Makna Dan Filosofi Dari Pakaian Etika Lampung -->

Info Populer 2022

Makna Dan Filosofi Dari Pakaian Etika Lampung

Makna Dan Filosofi Dari Pakaian Etika Lampung
Makna Dan Filosofi Dari Pakaian Etika Lampung
Makna dan Filosofi dari Pakaian Adat Lampung | TradisiKita -Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang ada di Pulau Sumatera, terletak di ujung paling timur dari Pulau Sumatera. Masyarakat Lampung orisinil mempunyai struktur sopan santun yang tersendiri. Bentuk masyarakat aturan sopan santun tersebut berbeda antara kelompok masyarakat satu dengan yang lainnya. Secara umum sanggup dibedakan dalam dua kelompok besar yaitu masyarakat sopan santun Saibatin dan masyarakat sopan santun Pepadun

Suku bangsa Lampung yang beradat Saibatin (Pesisir) terdiri dari :

  • Kepaksian Sekala Brak
  • Keratuan Melinting
  • Keratuan Balau
  • Keratuan Darah Putih
  • Keratuan Semaka
  • Keratuan Komering
  • Cikoneng Pak Pekon


Suku bangsa Lampung yang beradat Pepadun (Pedalaman) sanggup digolongkan menjadi :

  • Abung Siwo Mego (Abung Sembilan Marga)
  • Mego Pak Tulang Bawang (Tulang Bawang Empat Marga)
  • Pubian Telu Suku (Pubian Tiga Suku)
  • Buay Lima Way Kanan (Way Kanan Lima Kebuayan)
  • Sungkay Bunga Mayang


Berdasarkan pembagian penduduk yang serba mendua ini maka Lampung dikenal sebagai Propinsi Sang Bumi Ruwa Jurai yang sanggup diartikan “Bumi Yang Dua Dalam Kesatuan.”

Pada artikel yang telah lalu, kita sudah mengetahui mengenai pakaian sopan santun Lampung. Masyarakat Lampung mempunyai pakaian sopan santun yaitu yang menjadi ciri khas Lampung. Pakaian tersebut dikenakan sebagai baju sopan santun sehari-hari dan juga pada dikala upacara sopan santun serta pakaian pengantin sopan santun Lampung.

Bahwa dalam pakaian sopan santun Lampung terdapat beberapa aksesoris  dan unsur yang menjadi pekomplit wajib busana sopan santun Lampung. Aksesoris tersebut mempunyai arti dan filosisfi sebagaimana dibawah ini :


Siger

Sebagai Mahkota Adat Putri Lampung, terbuat dari materi logam berwarna kuning keemasan, berbentuk gerigi lancip dan diatasnya berlekuk – lekuk. Dikenakan di kepala sebagai mahkota kehormatan / keagungan dan kebesaran sopan santun yang digunakan pada upacara – upacara sopan santun / begawi, maupun penobatan gelar atau program – program resmi menyambut tamu agung kenegaraan.

Pada Siger Pepadun terdapat 9 jurai yang melambangkan 9 marga asal Lampung. Konon pada zaman sebelum masehi di Skala Berak (pada dikala penyebaran penduduk di Asia) di Bukit Pesagi terdiri dari kerajaan – kerajaan kecil, tapi mereka kalah oleh penduduk orisinil (suku tumi), di Bukit Pesagi itu terdapat pohon (meransa kepampang) yang disembah oleh suku tumi, pohon ini homogen pohon nangka yang getahnya beracun, akarnya di atas dan daunnya dibawah sehingga menciptakan suku tumi tersebut mengusir para pendatang. Yang mengalahkan suku tumi tersebut yaitu 9 orang dari perwakilan marga– marga, dari ke 9 orang tersebut 2 orang mati dan 7 orang selamat. Untuk menghormati mereka maka pada siger pepadun dibentuk 9 puncak – puncak. Tapi pada siger pesisir hanya terdapat 7 puncak, konon dikarenakan mereka hanya menghitung orang yang kembali saja


Kopiah emas

Seperti siger, kopiah emas juga digunakan dikepala pengantin. Bedanya, kopiah ini digunakan oleh pria. Berbahan kuningan bertahta hiasan karangan bunga, epilog kepala ini bentuknya ibarat kopiah bulat ke atas dan ujungnya beruji-ruji tajam.



Ikat Pujuk/ Kikat Akinan


Merupakan ikat kepala dari kain, biasa digunakan oleh pria. Karena ujungnya berbentuk lancip sehingga disebut pujuk (pojok). Ikat kepala ini dulu merupakan pakaian orang yang sudah tua. Kalau bujang biasanya menggunakan Pandan atau Peci yang diikat oleh hiasan ibarat duri berbentuk daun pandan.
Ada beberapa cara mengikat kain ini sehingga menjadi ikat kepala, diantaranya :
Gulos Kirik (Gula Merah), kain tersebut diikat dari depan, segi tiganya
dibelakang, digunakan oleh orang renta yang sudah turun jabatan atau kedudukan.
Punai Meghem (Burung Sedang Mengeram), kain diikat dari samping kanan dan segitiganya disamping kiri, ikat ini merupkan pakaian penyimbang yang maksudnya sebagai pelindung bagi rakyat / anak didiknya.
Tanjak, kain tersebut diikat dari belakang dan segi tiga atau lancipnya ada di depan.

Bellatung

Sebuah sanggul yang berbentuk malang, dikarenakan pada zaman lampau wanitanya berambut panjang dan jikalau bersisir dililitkan menjadi ibarat angka delapan atau memalang.

Gharu

Merupakan hiasan sanggul berbentuk siger kecil yang dibawahnya terdapat sisir untuk ditusukkan di sanggul. Tapi kini gharu ini sanggup juga tanpa sisir melainkan ditusukan ibarat tusuk konde. Gharu ini dulu digunakan sebagai pakaian sehari – hari yang melambangkan kecantikan dan keanggunan seorang wanita.

Kembang Melati/ Kembang Melur

Sebuah hiasan sanggul yang dililitkan di atas sanggul penari, terbuat dari kertas atau kain yang berbentuk kembang melati dan berarti suci dan murni. Kembang melati ini dimaksudkan untuk menambah keindahan dan kecantikan penari.

Peneken

Sebenarnya Peneken ini tidak termasuk pakaian adat, tetapi dalam perkembangannya dibentuk sebagai penahan siger biar tidak lepas dan merusak dandanan. Penekan merupakan hiasan kepala wanita/putri baik yang tidak mengenakan maupun mengenakan Siger atau Pesangko. Hiasan ini terbuat dari kain buludru yang berhiaskan pernak pernik.

Bebe

Nama salah satu unsur pakaian sopan santun putri lampung yang berbentuk daun bunga teratai berwarna putih, yang dikenakan sebagai epilog pundak dan dada. Bebe ini ada setelah Indonesia merdeka, dulu pakaian yang digunakan hanya kain hingga ke dada ibarat kemben jawa, tapi setelah perkembangan zaman masyarakat memakainya untuk kesopanan sebagai epilog aurat juga untuk menambah keindahan sebuah pakaian.

Gelang Bibit

Gelang ini digunakan laki-laki maupun wanita, berbentuk lingkaran pipih dan tipis terbuat dari logam berwarna kuning keemasan. Dikatakan bibit lantaran gelang ini berada paling awal dari pergelangan tangan, dimana bibit itu sendiri berarti mula, awal atau benih. Awalnya tabrakan yang terdapat pada gelang ini tidak berlubang– lubang tapi kini untuk menambah keindahan gelang ini ukirannya dibentuk berlubang– lubang.

Gelang Ruwi

Sebuah gelang yang digunakan bersama– sama dengan gelang bibit, kano dan gelang burung oleh laki-laki maupun wanita, terbuat dari logam berbentuk gerigi ibarat kulit durian berwarna kuning keemasan. Gelang ini digunakan setelah gelang bibit yang melambangkan keberanian dalam menjaga keamanan dan sebagai penangkis jikalau ada penjahat yang menyerang.

Gelang Kano

Gelang ini tercipta lantaran dampak dari agama hindu, yang digunakan baik laki-laki maupun wanita. Gelang ini ludang keringh besar dari gelang ruwi, berbentuk belah rotan terbuat dari materi logam berwarna kuning keemasan, Gelang ini melambangkan kejayaan, kekayaan dan kegagahan.

Gelang Burung

Sebuah gelang sopan santun laki-laki dan wanita, yang digunakan di pundak ibarat ikat pundak pada tarian jawa tradisional, berbentuk sebuntut burung terbuat dari logam kuning keemasan. Gelang ini melambangkan kebebasan, digunakan di atas lengan lantaran burung biasanya ada di atas. Gelang ini ada lantaran dampak dari agama hindu.

Pending

Sebuah ikat pinggang yang berukir burung merak melambangkan kekuasaan, keagungn dan kewibawaan, digunakan oleh laki-laki dan wanita. Pending ini ada lantaran dampak dari derah luar Lampung, tetapi tidak diketahui dengan terang dari mana asal muasal bergotong-royong dikarenakan hampir seluruh tempat di Indonesia mempunyai ikat pinggang ibarat ini.

Bulu Serette

Sejenis ikat pinggang, yang digunakan oleh pria, dan mempunyi fungsi sebagai pengikat untuk keamanan pakaian biar rapih. Terbuat dari kain buludru yang dihiasi bundaran keemasan dimana bundaran tersebut ada 7 atau 9 buah yang melambangkan status sosial si pemakai. Tetapi kini telah dimodifikasi dengan motif – motif ornament keemasan lainnya. Bulu serette ini berasal dari Lampung orisinil semenjak kerajaan Tulang Bawang.

Buah Jukun

Merupakan Aksesoris orisinil Lampung yang ada semenjak kerajaan Tulang Bawang. Buah Jukun yaitu kalung sopan santun berupa rantai berbentuk bulat bergerigi yang digunakan oleh para laki-laki dan wanita, terbuat dari materi logam berwarna kuning keemasan. Dinamakan Buah Jukun konon disebabkan lantaran bentuknya ibarat batang jukun yang berduri – duri dan mempunyai maksud sebagai lambang kekuasaan si pemakai dalam mempersatukan masyarakatnya, dulu semakin banyak seseorang menggunakan Buah Jukun ini maka semakin tinggi status sosialnya.

Papan Jajar/ Bulan Temanggal

Sebuah kalung bersusun tiga yang terbuat dari logam keemasan. Kemungkinan kalung ini berasal dari pendatang / tempat lain, lantaran kalung ini sama dengan kalung dari tempat – tempat lain di luar Lampung. kalung ini melambangkan pertahanan diri.

Selapai

Merupakan pakaian sopan santun putri / wanita, semacam kain selendang yang diselempangkan dari bahu. Sebenarnya selapai ini dulu terdiri dari kain selendang Jung Sarat, Kain Cindai, Kain Sebagi, Kain Putih atau Merah, Hitam dan Kuning, yang keseluruhannya disebut Selapai Pa’. Kain – kain tersebut melambangkan status sosial seseorang, semakin banyak seseorang memakainya maka semakin tinggi status sosialnya. Selapai ini berasal dari Kerajaan Tulang Bawang.

Selempang Pinang

Merupakan Selapai yang diselempangkan saling melintang. Sekarang selempang mengalami perubahan bentuknya, perubahan itu terjadi sehabis kemerdekaan kira-kira pada tahun lima puluhan. Konon perubahan ini terjadi dikarenakan pada zaman Penjajahan Jepang dimana pada dikala itu barang – barang habis, dan untuk mekompliti barang – barang tersebut tidak ada sehingga dibuatlah yang ludang keringh praktis, kini bentuknya terbuat dari logam kecil – kecil ditambah dengan pecahan kain – kain yang digunakan menyelempang.

Sabik Inuh

Sebuah kalung lampung orisinil yang digunakan oleh laki-laki dan wanita, berbentuk bulat telur yang bergandengan, terbuat dari logam berwarna kuning. Kalung ini melambangkan kebulatan tekad, kesatuan dan mudah pikiran.

Pengunten/ Tepak

Sebuah peralatan tari sembah yang dibawa oleh salah seorang penari, sebagai tempat sekapur sirih yang disuguhkan kepada salah satu tamu agung / pejabat tinggi yang muncul dalam upacara tersebut. Sebagai sarana perkenalan, penghormatan dan penymbutan dalam tata cara Lampung. Terbuat dari logam berbentuk kotak kuning keemasan.

Pangsi

Sebuah celana polos berwarna hitam, putih atau apa saja berbentuk komprang atau longgar setinggi dibawah lutut. Dibuat komprang / longgar biar langkah menjadi bebas, dulu celana ini digunakan sebagai pakaian sehari hari.

Belah Buluh

Sebuah baju polos warna hitam atau putih atau warna apa saja, bentuknya hampir berupa teluk belanga, tapi baju ini terbelah seluruhnya hingga bawah, kemungkinan dikarenakan di tempat lampung merupakan tempat tropis / gerah maka dibuatlah pakaian yang ludang keringh mudah dan mudah dibuka. Dulu pakaian ini merupakan pakaian sehari – hari orang Lampung.

Kawai Putuk dan Tilang

Merupakan sebuah baju putih yang berlengan pendek berjulukan Kawai Putu’, sedang yang berlengan panjang disebut Kawai Tilang . di Pepadun Kawai Tilang digunakan oleh anak Sutan sedangkan Kawai Putu’ digunakan oleh orang biasa.

Tanggai

Tanggai artinya jari, biar jari kelihatan indah dan lentik maka dibuatlah hiasan dari logam keemasan untuk menutupi jari tersebut. Tanggai melambangkan kehalusan dan kecantikan dari putri – putri raja. Tanggai ini berasal dari dampak agama Hindu.

Tapis

Sejenis kain tenun orisinil berbenang emas warna – warni, merupakan unsur kekomplitan pakaian adat. Kain ini dikenakan terutama oleh kaum perempuan dikala upacara – upacara sopan santun perkawinan maupun penobatan gelar.

Demikian Sobat Tradisi, macam-macam unsur dalam busana sopan santun Lampung serta arti dan filosofi pakaian sopan santun Lampung. Semoga berkhasiat.

Referensi :
http://malahayati.ac.id/?p=18805
Advertisement

Iklan Sidebar